Limapuluh Kota, Dekadepos.id
Ustaz Adi Hidayat (UAH) bersama Rektor Universitas Tripoli Libya, Prof. Abu Bakar, Wali Nagari Harau, jajaran Bhabinkamtibmas dan Babinsa, serta sejumlah tokoh masyarakat, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Mira Institute di Jorong Gantiang, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (24/8/2025).
Dalam sambutannya, UAH yang juga Pembina Pesantren Quantum Akhyar Institute menyampaikan bahwa pesantren yang akan dibangun di Limapuluh Kota memiliki tujuan khusus, yakni mencetak ulama Qur’an, Hadis, dan Fikih.
“Untuk tahun ini ada tiga pesantren serupa yang kita bangun di tiga provinsi di Sumatera, yaitu di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan,” jelas UAH.
Lebih lanjut ia menambahkan, Pesantren Mira Institute tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga mengajarkan tata kelola adat dan kearifan lokal masyarakat setempat.
“Sebanyak 75 persen santri nantinya berasal dari Sumbar. Dengan adanya pesantren ini, kami berharap manfaatnya bisa dirasakan masyarakat sekitar. Santri juga dapat beradaptasi dengan kearifan lokal. Bangunan pesantren akan berbentuk rumah gadang, agar generasi muda Sumbar dapat mengenal ulama-ulama asal daerah ini,” ujarnya.

UAH menambahkan, para peserta didik akan menempuh pendidikan setingkat Tsanawiyah dan Aliyah, serta berkesempatan memperoleh beasiswa hingga ke perguruan tinggi di Libya dan Mesir.
Wali Nagari Harau, Sukri Andi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi sekaligus rasa bangga atas kedatangan UAH ke Lembah Harau.
“Suatu kehormatan bagi kami dapat bertemu langsung dengan Ustaz Adi Hidayat. Kehadirannya membawa doa dan harapan besar bagi masyarakat. Kami berharap pembangunan pesantren ini berjalan lancar dan perizinannya sesuai aturan, agar ke depan tidak ada kendala. Semoga kehadiran ustaz juga membawa keberkahan, terlebih saat ini Harau sedang dilanda musim kemarau,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Tripoli Libya, Prof. Abu Bakar, juga memberikan apresiasi atas dukungan semua pihak dalam peletakan batu pertama tersebut.
“Terima kasih atas sambutan hangat di Harau. Semoga kehadiran pesantren ini membawa manfaat bagi masyarakat Sumbar, Indonesia, dan umat Islam secara luas,” ucapnya yang diterjemahkan oleh UAH.
Prof. Abu Bakar juga mengaku terpesona dengan keindahan alam Harau.
“Saya kagum dengan pemandangan di sini. Ada gunung, ada air terjun—sungguh nikmat. Suasana seperti ini bisa membuka pikiran, menghadirkan ide-ide baru, dan melahirkan ulama yang baik untuk Indonesia,” tutupnya. (Edw)















