Agam, Dekadepos.id
Pemerintah Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, terus menunjukkan komitmen dalam percepatan pemulihan pascabencana banjir lahar dingin Gunung Marapi. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah penanaman jagung secara serentak pada 30 Desember 2024 lalu di lahan-lahan terdampak yang telah dinormalisasi.
Kegiatan ini melibatkan kerja sama antara Pemerintah Nagari, Pemkab, TNI, Dinas Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penyuluh lapangan, lembaga nagari, dan masyarakat terdampak.
Firdaus, Wali Nagari Bukik Batabuah, menjelaskan bahwa seluruh lahan petani yang terdampak bencana pada umumnya telah rampung dinormalisasi. Proses ini mencakup pengerukan, pencetakan ulang sawah, serta perbaikan tujuh irigasi yang rusak. Selain itu, lahan-lahan yang telah diperbaiki kini telah ditanami jagung sebagai bagian dari program pemulihan produktivitas pertanian.
“Kami sangat mengapresiasi seluruh pihak yang telah berpartisipasi, mulai dari pemerintah, aparat, hingga masyarakat. Langkah ini menjadi upaya bersama untuk membangkitkan kembali perekonomian petani dan mendukung ketahanan pangan,” ujar Firdaus, Jumat 3 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa pemulihan menyeluruh, mencakup perbaikan lahan pertanian, pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak, hingga infrastruktur pendukung, diperkirakan membutuhkan waktu 3 hingga 10 tahun. Namun, pemerintah nagari berkomitmen mempercepat proses tersebut agar selesai dalam dua tahun.
Langkah cepat yang diambil oleh Pemerintah Nagari Bukik Batabuah mendapat apresiasi karena menjadi salah satu bentuk nyata dari Asta Cita yang dicanangkan pemerintah pusat. Pemulihan ini tidak hanya mengarah pada perbaikan fisik, tetapi juga mendukung program Swasembada Pangan Presiden Prabowo Subianto.
“Dengan mempercepat pemulihan lahan, mendukung petani melalui penyuluhan yang tepat, dan mengoptimalkan hasil pertanian, kami yakin Kabupaten Agam dapat berkontribusi signifikan dalam memastikan ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berkelanjutan,” tutupnya.
Langkah pemulihan ini diharapkan menjadi contoh nyata dalam penanganan pascabencana di wilayah lain. Selain mengembalikan produktivitas lahan, upaya ini juga mencerminkan kerja sama lintas sektor untuk membangun kembali semangat dan kesejahteraan masyarakat terdampak. (Arm)















